Daftar
Isi
Perkembangan
Konsep Diri Remaja
1.
Pendahuluan.......................................................................................................1
A.
Latar Belakang Masalah..............................................................................1
B.
Rumusan
Masalah........................................................................................1
C.
Tujuan
Penulisan..........................................................................................2
2.
Pembahasan.......................................................................................................2
A.
Pengertian Konsep
Diri................................................................................2
B.
Jenis Jenis Konsep
Diri................................................................................4
C.
Fungsi Konsep
Diri......................................................................................6
D.
Konsep Diri Remaja yang sehat...................................................................7
E.
Konsep Diri dan
Karir..................................................................................8
F.
Konsep Diri dan Prestasi
Sekolah................................................................8
G.
Konsep Diri dan Penyesuaian
Sosial............................................................9
H.
Konsep Diri dan Kenakalan
Remaja...........................................................10
I.
Upaya Orang Tua dan Guru dalam membentuk
Konsep Diri.....................10
3.
Daftar
Pustaka....................................................................................................12
Perkembangan
Konsep Diri Remaja.
1.
Pendahuluan.
A. Latar Belakang masalah.
Salah
satu penentu dalam keberhasilan perkembangan adalah konsep diri. Konsep diri (self consept) merupakan suatu bagian
yang penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri
merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga dapat digunakan untuk
membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya. Konsep diri seseorang dinyatakan
melalui sikap dirinya yang merupakan aktualisasi orang tersebut. Manusia
sebagai organisme yang memiliki dorongan untuk berkembang yang pada akhirnya
menyebabkan ia sadar akan keberadaan dirinya. Perkembangan yang berlangsung
tersebut kemudian membantu pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan.
Perasaan individu bahwa ia tidak mempunyai kemampuan yang ia miliki. Padahal
segala keberhasilan banyak bergantung kepada cara individu memandang kualitas
kemampuan yang dimiliki. Pandangan dan sikap negatif terhadap kualitas
kemampuan yang dimiliki mengakibatkan individu memandang seluruh tugas sebagai
suatu hal yang sulit untuk diselesaikan, maka dari itu sangatlah penting untuk
seorang perawat memahami konsep diri.
B. Rumusan Masalah.
1.
Apakah pengertian dari perkembangan
Konsep Diri Remaja ?
2.
Apa sajakah Jenis-Jenis Konsep Diri ?
3.
Apakah Fungsi Konsep Diri bagi Remaja
yang berkembang ?
4.
Apa sajakah yang terdapat dalam Konsep
Diri Remaja yang Sehat ?
5.
Apakah Konsep Diri dan Karir ?
6.
Apakah Konsep Diri dan Prestasi Sekolah
?
C. Tujuan Penulisan.
Makalah ini adalah
bentuk hasil laporan diskusi kelompok dalam kegiatan belajar pada Mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik, dimana setiap anggota pada kelompok ini berdiskusi
membahas tentang materi Konsep Diri, dimulai dari pengertian Konsep Diri, Jenis
jenis Konsep Diri, Fungsi Konsep Diri, membahas tentang Konsep Diri Remaja yang
sehat, Konsep Diri dan Karir dan pembahasan terakhir tentang Konsep Diri Dan
Prestasi Sekolah.
2. Pembahasan.
A. Pengertian Konsep Diri.
Konsep diri adalah
pendapat seseorang tentang dirinya sendiri atau pemahaman seseorang tentang
dirinya sendiri, baik menyangkut kemampuan mental maupun fisik, prestasi mental
maupun fisik, ataupun menyangkut segala sesuatu yang menjadi miliknya yang
bersifat material (William James, dalam Gilmore, 1974). Dengan kata lain konsep
diri adalah respon seseorang tentang pernyataan “Siapa saya ?”. Dengan
menyadarinya seseorang tentang dirinya maka akan ada unsur penilaian tentang
keberadaan dirinya itu apakah dia seorang yang baik atau kurang baik, berhasil
atau kurang berhasil, mampu atau kurang mampu.
Terjadinya perubahan
pada penampilan fisik, hubungan dengan orang tua dan teman sebaya, serta
kemampuan kognitif sangat penting dalam pembentukan konsep diri remaja. Remaja
yang memiliki penampilan fisik yang sehat, energik dan bentuk tubuh yang
menawan, hubungan dengan orang tua dan teman sebaya yang harmonis, dan
kemampuan kognitif yang tinggi menimbulkan konsep diri positif dalam diri
remaja. Gage dan Berliner (dalam Atwater, 1987) mengemukakan konsep diri
sebagai keseluruhan (totalitas) dari pemahaman yang dimiliki seorang terhadap
dirinya, sikap tentang dirinya dan keseluruhan gambaran diri. Atwater (1987)
mengemukakan bahwa konsep diri pada dasarnya mengandung arti keseluruhan
gambaran diri yang termasuk persepsi tentang diri, perasaan, keyakinan, dan
nilai-nilai yang berhubungan dengan dirinya.
Selanjutnya dikemukakan
bahwa secara umum konsep diri diidentifikasi melalui “body image” yaitu kesadaran tentang tubuhnya (subjective self), yaitu bagaimana orang melihat dirinya sendiri, “ideal self”, yaitu bagaimana cita-cita
dan nilai tentang dirinya dan “social
self” yaitu bagaimana orang lain melihat dirinya. Pemily (dalam Atwater,
1984) mengemukakan konsep diri sebagai sistem yang dinamis dan kompleks dari
keyakinan yang dimiliki seseorang tentang dirinya, termasuk sikap, perasaan,
kepercayaan, persepsi, nilai-nilai dan tingkah laku yang unik dari individu
tersebut.
Epstein (1973), Brim
(1975), Blyith dan Traeger (1991) mengemukakan konsep diri sebagai pendapat
atau perasaan atau gambaran seseorang tentang dirinya sendiri baik yang
menyangkut fisik maupun psikis (sosial,
emosi, moral, dan kognitif).
1) Konsep
diri yang menyangkut materi yaitu pendapat seseorang tentang segala sesuatu
yang dimilikinya baik yang menyangkut harta benda maupun bentuk tubuhnya.
2) Konsep
diri yang menyangkut sosial yaitu perasaan orang tentang kualitas hubungan
sosialnya dengan orang lain, misalnya merasa bahwa orang lain menyayanginya,
menghormati dan memerlukannya atau sebaliknya.
3) Konsep
diri yang menyangkut emosi yaitu pendapat seseorang bahwa dia sabar, bahagia,
senang atau gembira, berani dan sebagainya.
4) Konsep
diri menyangkut moral yaitu pandangan seseorang tentang dirinya bahwa ia jujur,
bersih, penyayang, dan taat beragama, sedangkan konsep diri yang menyangkut
kognitif adalah pendapat seseorang tentang kecerdasan baik dalam memecahkan masalah
maupun prestasi akademik.
Dari beberapa pendapat
dari para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian konsep diri
adalah cara pandang secara menyeluruh tentang dirinya, yang meliputi kemampuan
yang dimiliki, perasaan yang dialami, kondisi fisik dirinya maupun lingkungan
terdekatnya.
Dan Konsep Diri yang
berupa totalitas persepsi, pengharapan, dan penilaian seseorang terhadap
dirinya sendiri terbentuk berdasarkan proses belajar tentang nilai, sikap,
peran, dan identitas yang berlangsung seiring tugas perkembangan yang diemban.
B. Jenis Jenis Konsep Diri.
Hurlock
(1974) membagi konsep diri menjadi empat bagian, yaitu : konsep diri dasar,
konsep diri sementara, konsep diri sosial, dan konsep diri ideal.
Berikut ini akan
diuraikan keempat konsep diri tersebut :
1.
Konsep Diri Dasar.
Konsep
Diri Dasar meliputi presepsi mengenai penampilan. Kemampuan dan peran status
dalam kehidupan, nilai-nilai kepercayaan serta aspirasinya. Konsep diri dasar
cenderung memiliki kenyataan yang sebenarnya. Individu melihat dirinya seperti
keadaan sebenarnya, tetapi bukan seperti yang diinginkannya.
2.
Konsep Diri Sementara
Adalah
Konsep Diri yang sifatnya hanya sementara saja dijadikan patokkan. Apabila
tempat dan situasi berbeda, konsep-konsep ini menghilang, konsep diri ini
terbentuk dari interaksi dengan lingkungan dan biasanya dipengaruhi oleh
suasana hati, emosi dan pengalaman baru yang dilaluinya.
3.
Konsep Diri Sosial
Konsep
Diri Sosial timbul berdasarkan cara seseorang tanpa presepsi orang lain tentang
dirinya, tergantung dari perkataan dan perbuatan orang lain pada dirinya
seseorang anak yang dikatakan nakal. Konsep diri sosial diperoleh melalui
interaksi sosial dengan orang lain.
4.
Konsep Diri Ideal.
Konsep
diri ideal terbentuk dari persepsi seseorang dan keyakinan oleh apa yang kelak
terjadi pada dirinya di masa yang akan datang. Konsep ini berhubungan dengan
pendapat individu mengenai keadaan fisik dan psikologisnya.
Menurut
Hurllock (1974) konsep diri ideal ini dapat menjadi kenyataan apabila berada
dalam kehidupan nyata.
Dalam pendapat ahli lain nya, Strong
(1970) memperkenalkan 4 konsep diri
yaitu :
1)
Konsep diri menyangkut pemahaman
seseorang (remaja) tenntang pemahamna terhdap diri.
2)
Konsep diri itu tidak tetap, tetapi
terjadi perubahan yang berfluktuasi dari waktu kewaktu dan dari pengalaman ke
pengalaman.
3)
Konsep diri sosial adalah pendapat
seseorang atau remaja tentang bagaimana orang lain memandang dirinya tentang
kemampuan sosialnya.
4)
Ada Konsep Diri Ideal dan Konsep Diri Realita.
Konsep Diri Ideal yaitu konsep diri yang seperti diharapkan, sedangkan Konsep
Diri Realita yaitu Konsep Diri yang benar-benar sesuai dengan kemampuan dan
segala sesuatu yang kenyataanya memang dimiliki oleh seseorang.
Dan kemudian Mc.
Candless (1972) berpendapat bahwa ada tiga komponen Konsep Diri yaitu: Komponen
Struktur, Komponen Fungsi dan Komponen Kualitas.
1.
Komponen Struktur dinyatakan sebagai
Konsep Diri yang kaku, atau fleksibel, sederhana atau kompleks, luas atau
sempit, akurat atau tidak akurat.
2.
Komponen Fungsi dimaksudkan bahwa Konsep
Diri mempunyai sejumlah fungsi, yaitu :
·
Fungsi Pengarah atau Kontrol.
·
Fungsi Aktualisasi Diri, dan
·
Fungsi Motivasi.
3.
Komponen kualitas dimaksudkan dengan
kualitas dari seorang remaja tersebut dalam menerima keadaan yang baru dalam
perubahan yang terjadi dalam hidup nya dalam reangka menjalani tugas
perkembangan nya.
C. Fungsi Konsep Diri.
Felker D. (1974)
mengemukakan tiga fungsi utama konsep diri, yaitu sebagai berikut :
- Konsep diri sebagai pemeliharaan konsistensi internal (self concept as maintainer of innerconsistency).
Ø Bila
individu mempunyai ide, perasaan, persepsi, yang tidak sesuai dengan pendapat
masyarakat, maka muncullah suatu situasi yang secara psikologis tidak
menyenangkan. Falker (1974) mengutip pendapat Leky yang mengemukakan bahwa
individu memilih suatu system untuk mempertahankan kesesuaian untuk individu
dengan lingkungannya.
- Konsep diri sebagai interprestasi dari pengalaman (selft concept as an interpretation of experience)
Ø Konsep
ini dapat digunakan sebagai penentu tingkah laku. Ini dapat dilihat dari
bagaimana pengalaman-pengalaman yang di alami dan di interpretasikan individu,
dan biasanya member arti tertentu bagi setiap pengalamannya. Pemberian itu
tergantung dari persepsi yang dimiliki individu tentang dirinya. Persepsi
tersebut dapat negatif atau positif.
- Konsep diri sebagai suatu kumpulan harapan-harapan (selft concept as set of expectation).
Ø Konsep
diri menentukan apa yang di harapkan individu untuk terjadi pada dirinya.
Individu memandang diri dengan harga yang ia tentukan sendiri.
D. Konsep Diri Remaja yang Sehat.
Menurut
Lautel dan Klatell tahun 1991, Konsep diri mempengaruhi kesehatan mental dan
bahkan perkembangan kepribadian remaja. Untuk membina konsep diri yang sehat
(positif), remaja perlu menilai diri sendiri.
Candles
pada tahun 1972 mengemukakan bahwa ramaja yang memiliki penilaian diri sendiri,
menapakkan hidup bahagia karena dapat menerima keberadaan dirinya sendiri
sebagaimana adanya. Mereka dapat menyadari bahwa mereka bukanlah individu yang
sempurna, dan dapat menerima kegagalan dan memahami kegagalan tersebut sebagai
jalan untuk sukses, bukan sebagi kebodohan.
Mc
Candles mengemukakan konsep diri remaja
sebagai berikut :
1. Tepat dan sama.
Konsep
Diri remaja tepat dan sama dengan kenyataan pada diri remaja tersebut,
contohnya adalah remaja merasa dirinya mampu berprestasi di sekolah,
kenyataannya memang dia berpretasi di sekolah, atau seorang remaja laki-laki
mampu memerankan diri dengan baik dalam penampilan dan tugas serta tanggung jawabnya
sebagai seorang lelaki.
2. Fleksibel.
Konsep
Diri remaja yang sehat ditandai oleh fleksibel atau keluwesan remaja dalam
menjalankan peran dalam masyarakat. Contohnya sebagai siswa di sekolah tugasnya
adalah belajar, sedangkan dirumah tugasnya sebagai seorang kakak mengasuh adik
dan membantu keluarga. Remaja ini mudah berubah pendapat, sulit dipercaya dan
tidak tegas dalam menentukan jalan hidupnya.
3. Kontrol
diri.
Konsep
diri remaja yang sehat mampu mengatur hidupnya sendiri sesuai standar tingkah
laku dirinya sendiri, bukan di atur oleh orang lain. Remaja ini mudah
menyesuaikan diri dengan standar tingkah laku yang dituntut lingkungan, mudah
memotivasi diri untuk mencapai tujuan hidup.
E. Konsep Diri Dan Karir.
Remaja dengan konsep
diri sehat memiliki aspirasi yang tinggi tentang jabatan yang ingin dicapai,
mereka ingin memiliki karir dengan tuntuta kemampuan yang tinggi seperti dosen
yang berkualitas, manajer, atau pemimpin. Remaja dengan konsep diri yang tinggi
memilih jabatan yang status sosial nya tinggi, penghasilan tinggi, lebih
tertarik menjadi pinpinan daripada menjadi bawahan.
F. Konsep Diri dan Prestasi Sekolah.
Morison dan Thomson
(1973) dan Lecky (dalam Nylor, 1972) Pendapat mereka mengenai hubungan konsep
diri dengan prestasi di sekolah :
- Siswa yang memiliki konsep diri positif menampilkan prestasi yang baik di sekolah, menunjukkan hubungan pribadi (baik dengan guruteman) yang positif. Mereka menentukan targer prestasi belajar yang realistis dan mengarahkan kecemasan akademis dengan belajar keras dan tekun.
- Penting diciptakan situasi sekolah yang mengembangkan konsep diri positif siswa, yaitu memungkinkan mereka mendapatkan pengharagaan, sokongan dan pengakuan dari guru dan teman mereka. Sangat penting bagi guru mengusahakan agar semua siswa sukses dan menghindari kegagalan dalam mencapai prestasi di sekolah dalam rangka mengembangkan konsep diri positif siswa.
Kemudian, Kougehnet
(1979) para siswa kelas terbuka (open classroom) cenderung memiliki konsep diri
lebih tinggi dari pada siswa dari sekolah tradisional. Open classroom tdk
belajar di kelas yang sangat diatur oleh guru, tapi berlajar berkelompok,
observasi, wawancara, diskusi, percobaan dan berbagai proyek belajar bersama
lainnya. Dan menurut Durr dan Schemat (1964), Caplin (1969) dan Quinby (1967)
bahwa Siswa yang berprestasi di bawah potensi intelektual yang sebenarnya
(underachiever) dan siswa yang berprestasi diatas potensi intelektualnya
berbeda konsep diri mereka. Overachiever memiliki konsep diri yang lebih tinggi
daripada underachiever.
Maka tingkah laku guru
yang dapat mengembangkan konsep diri positif siswa adalah sebagai berikut :
1.
Guru yang suka memberikan penguatan
Ireinforcement) dan menciptakan situasi belajar yang memberi kesempatan siswa
memperoleh penguatan.
2.
Guru yang suka memberikan
sokongan/dukungan dan menciptakan situasi yang menyebabkan keputusan atau
kegiatan siswa tersokong atau disetujui.
3.
Guru yang selalu berpikir positif
tentang siswa.
4.
Guru yang menciptakan situasi yang
memungkinkan siswa merasa sukses melalui pengalaman belajar yang sukses yaitu
belajar dengan siswa aktif.
5.
Guru yang menghargai usaha siswa
melebihi hasil, bukan memberikan penghargaan dari apa yang bukan hasil usaha
siswa. Para guru yang berusaha mengembangkan bakat dan ketrampilan pada siswa.
Sehingga mereka merasa berguna dan berarti.
G. Konsep Diri dan Penyesuaian Sosial.
Konsep Diri besar pengaruhnya terhadap
penyesuaian sosial siswa yaitu sebagai berikut :
1.
Siswa yang memiliki konsep diri tinggi
menampakkan hubungan sosial siswa yang lebih baik daripada siswa yang memiliki
konsep diri rendah.
2.
Individu siswa yang memiliki konsep diri
rendah lebih mudah terserang kritikan atau penolakan dari pada siswa yang
memiliki konsep diri tinggi.
3.
Individu siswa dengan konsep diri tinggi
mudah dan sukses dalam melibatkan diri dalam berbagai aktifitas sosial,
misalnya dalam membina hubungan sosial hetero seksual dab dalam perkawinan,
siswa seperti ini tidak mampu bersaing dalam bidang akademik maupun dalam
karier nya nanti.
4.
Individu siswa dengan konsep diri tinggi
merupakan siswa populer dan dalam kegiatan kelompok mereka sangat berhasil,
karena berani berpendapat, ide ide yang cepat muncul dan tidak takut
dikritik oleh orang lain.
H. Konsep Diri dan Kenakalan Remaja.
Remaja nakal yang
cenderung menghayati diri mereka sebagaimana orang lain memandang mereka.jika
mereka selalu disebut anak yang malas, tidak sopan dan banyak lagi hal-hal
buruk yang ditimpakan kepada mereka, maka akibatnya mereka berpendapat bahwa
diri mereka tidak diinginkan oleh orang lain. Oleh karena itu mereka mencari
pertahanan diri dengan bertingkah laku sombong, bermusuhan, merusak, dan tidak
mampu mengontrol diri melakukan kejahatan, karena kecewa.
Sikap orang tua yang
otoriter dan menghukum dalam memelihara anak berpengaruh besar terhadap konsep
diri dan kepribadian criminal. Oleh karena itu cara yang tepat adalah member
kesempatan bagi remaja memperoleh penerimaan, sokongan dan berprestasi
disekolah, keluarga maupun dimayarakat dan mendapat penghargaan dalam berbagai
kesempatan.
I. Upaya Orang Tua dan Guru dalam
membentuk Konsep Diri.
Lingkungan keluarga dan
sekolah berperan besar dalam membentuk Konsep Diri siswa, karena kedua
lingkungan sosial ini mempunyai interaksi yang khas dan berpengaruh yang
mendalam terhadap pemahaman siswa tentang diri nya.
1.
Lingkungan keluarga
Situasi sosial
emosional dalam keluarga yang hangat dapat dilihat dari orang tua yang suka
menonjolkan aspek aspek positif dari remaja dan meredam kelemahan kelemahan
mereka, memberikan kesempatan untuk menyatakan diri baik, dalam bentuk ide
maupun hasil karya atau keterampilan dan memberikan penghargaan. Lingkungan
keluarga seperti ini menjauhi sikap suka mencela, menghina apalagi menghukum
remaja mereka.
2.
Lingkungan sekolah
Situasi sekolah yang
dimaksudkan ditunjukkan oleh ada guru
yang menyikapi siswa dengan:
a.
Memberi
penguatan (reinforcement) dan menciptakan situasi belajar yang member kesempatan bagi siswa memperoleh
penguatan.
b.
Memberikan sokongan dan menciptakan
situasi yang menyebabkan keputusan atau kegiatan siswa tersokong atau tersetujui
c.
Selalu berfikir positif tentang
penampilan, prestasi belajar dan permasalahan mahasiswa.
d.
Menciptakan situasi yang memungkinkan
siswa merasa sukses melalui pengalaman belajar yang sukses yaitu belajar dengan
siswa aktif.
e.
Menghargai usaha siswa melebihi hasil,
bukan memberikan penghargaan dari apa yang bukan hasil usaha mereka.
f.
Berusaha mngembangkan bakat dan
keterampilan siswa, sehingga mereka merasa berguna dan berarti.
g.
Suka menyokong dan memberikan
penghargaan bukan mencela dan menyalahkan.
h.
Tidak suka bahkan tidak ingin memberikan
penilaian sebelum siswanya memahami dan menguasai berbagai konsep yang
diajarkan.
i.
Hubungan social guru dan siswa yang
hangat, bukan mengkritik, mencela atau menghukum.
j.
Lingkungan sekolah membuat
program-program penampilan fisik yang lebih menarik untuk remaja pria dan
wanita.
k.
Lingkungan sekolah yang menimbulkan
perasaan sukses dalam diri setiap siswa dengan berbagai cara.
l.
Berfikir positif dalam menilai
penampilan fisik dan psikis siswa.
m.
Lingkungan sekolah dapat melakukan
terapi psikologis, yaitu membicarakan secra rasional perasaan mereka tentang
diri mereka dan menghancurkan irrational-believe mereka tentang diri mereka
sendiri.
Daftar
Pustaka
Mudjiran
dkk. 2007. Perkembangan peserta didik “Bahan pembelajaran untuk
tenaga kependidikan sekolah menengah”.
Padang. UNP press