Senin, 10 Desember 2012

Makalah Perkembangan Peserta Didik KONSEP DIRI


Daftar Isi
Perkembangan Konsep Diri Remaja

1.        Pendahuluan.......................................................................................................1
A.                 Latar Belakang Masalah..............................................................................1
B.                 Rumusan Masalah........................................................................................1
C.                 Tujuan Penulisan..........................................................................................2
2.        Pembahasan.......................................................................................................2
A.                 Pengertian Konsep Diri................................................................................2
B.                 Jenis Jenis Konsep Diri................................................................................4
C.                 Fungsi Konsep Diri......................................................................................6
D.                 Konsep Diri Remaja yang sehat...................................................................7
E.                  Konsep Diri dan Karir..................................................................................8
F.                  Konsep Diri dan Prestasi Sekolah................................................................8
G.                 Konsep Diri dan Penyesuaian Sosial............................................................9
H.                 Konsep Diri dan Kenakalan Remaja...........................................................10
I.                    Upaya Orang Tua dan Guru dalam membentuk Konsep Diri.....................10
3.        Daftar Pustaka....................................................................................................12











Perkembangan Konsep Diri Remaja.


1.      Pendahuluan.
A.     Latar Belakang masalah.
Salah satu penentu dalam keberhasilan perkembangan adalah konsep diri. Konsep diri (self consept) merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga dapat digunakan untuk membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya. Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan aktualisasi orang tersebut. Manusia sebagai organisme yang memiliki dorongan untuk berkembang yang pada akhirnya menyebabkan ia sadar akan keberadaan dirinya. Perkembangan yang berlangsung tersebut kemudian membantu pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan. Perasaan individu bahwa ia tidak mempunyai kemampuan yang ia miliki. Padahal segala keberhasilan banyak bergantung kepada cara individu memandang kualitas kemampuan yang dimiliki. Pandangan dan sikap negatif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki mengakibatkan individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang sulit untuk diselesaikan, maka dari itu sangatlah penting untuk seorang perawat memahami konsep diri.

B.     Rumusan Masalah.
1.      Apakah pengertian dari perkembangan Konsep Diri Remaja ?
2.      Apa sajakah Jenis-Jenis Konsep Diri ?
3.      Apakah Fungsi Konsep Diri bagi Remaja yang berkembang ?
4.      Apa sajakah yang terdapat dalam Konsep Diri Remaja yang Sehat ?
5.      Apakah Konsep Diri dan Karir ?
6.      Apakah Konsep Diri dan Prestasi Sekolah ?



C.     Tujuan Penulisan.
Makalah ini adalah bentuk hasil laporan diskusi kelompok dalam kegiatan belajar pada Mata kuliah Perkembangan Peserta Didik, dimana setiap anggota pada kelompok ini berdiskusi membahas tentang materi Konsep Diri, dimulai dari pengertian Konsep Diri, Jenis jenis Konsep Diri, Fungsi Konsep Diri, membahas tentang Konsep Diri Remaja yang sehat, Konsep Diri dan Karir dan pembahasan terakhir tentang Konsep Diri Dan Prestasi Sekolah.

2.      Pembahasan.
A.     Pengertian Konsep Diri.
Konsep diri adalah pendapat seseorang tentang dirinya sendiri atau pemahaman seseorang tentang dirinya sendiri, baik menyangkut kemampuan mental maupun fisik, prestasi mental maupun fisik, ataupun menyangkut segala sesuatu yang menjadi miliknya yang bersifat material (William James, dalam Gilmore, 1974). Dengan kata lain konsep diri adalah respon seseorang tentang pernyataan “Siapa saya ?”. Dengan menyadarinya seseorang tentang dirinya maka akan ada unsur penilaian tentang keberadaan dirinya itu apakah dia seorang yang baik atau kurang baik, berhasil atau kurang berhasil, mampu atau kurang mampu.

Terjadinya perubahan pada penampilan fisik, hubungan dengan orang tua dan teman sebaya, serta kemampuan kognitif sangat penting dalam pembentukan konsep diri remaja. Remaja yang memiliki penampilan fisik yang sehat, energik dan bentuk tubuh yang menawan, hubungan dengan orang tua dan teman sebaya yang harmonis, dan kemampuan kognitif yang tinggi menimbulkan konsep diri positif dalam diri remaja. Gage dan Berliner (dalam Atwater, 1987) mengemukakan konsep diri sebagai keseluruhan (totalitas) dari pemahaman yang dimiliki seorang terhadap dirinya, sikap tentang dirinya dan keseluruhan gambaran diri. Atwater (1987) mengemukakan bahwa konsep diri pada dasarnya mengandung arti keseluruhan gambaran diri yang termasuk persepsi tentang diri, perasaan, keyakinan, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan dirinya.

Selanjutnya dikemukakan bahwa secara umum konsep diri diidentifikasi melalui “body image” yaitu kesadaran tentang tubuhnya (subjective self), yaitu bagaimana orang melihat dirinya sendiri, “ideal self”, yaitu bagaimana cita-cita dan nilai tentang dirinya dan “social self” yaitu bagaimana orang lain melihat dirinya. Pemily (dalam Atwater, 1984) mengemukakan konsep diri sebagai sistem yang dinamis dan kompleks dari keyakinan yang dimiliki seseorang tentang dirinya, termasuk sikap, perasaan, kepercayaan, persepsi, nilai-nilai dan tingkah laku yang unik dari individu tersebut.

Epstein (1973), Brim (1975), Blyith dan Traeger (1991) mengemukakan konsep diri sebagai pendapat atau perasaan atau gambaran seseorang tentang dirinya sendiri baik yang menyangkut fisik maupun psikis (sosial, emosi, moral, dan kognitif).
1)      Konsep diri yang menyangkut materi yaitu pendapat seseorang tentang segala sesuatu yang dimilikinya baik yang menyangkut harta benda maupun bentuk tubuhnya.
2)      Konsep diri yang menyangkut sosial yaitu perasaan orang tentang kualitas hubungan sosialnya dengan orang lain, misalnya merasa bahwa orang lain menyayanginya, menghormati dan memerlukannya atau sebaliknya.
3)      Konsep diri yang menyangkut emosi yaitu pendapat seseorang bahwa dia sabar, bahagia, senang atau gembira, berani dan sebagainya.
4)      Konsep diri menyangkut moral yaitu pandangan seseorang tentang dirinya bahwa ia jujur, bersih, penyayang, dan taat beragama, sedangkan konsep diri yang menyangkut kognitif adalah pendapat seseorang tentang kecerdasan baik dalam memecahkan masalah maupun prestasi akademik.
Dari beberapa pendapat dari para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian konsep diri adalah cara pandang secara menyeluruh tentang dirinya, yang meliputi kemampuan yang dimiliki, perasaan yang dialami, kondisi fisik dirinya maupun lingkungan terdekatnya.

Dan Konsep Diri yang berupa totalitas persepsi, pengharapan, dan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri terbentuk berdasarkan proses belajar tentang nilai, sikap, peran, dan identitas yang berlangsung seiring tugas perkembangan yang diemban.

B.     Jenis Jenis Konsep Diri.
Hurlock (1974) membagi konsep diri menjadi empat bagian, yaitu : konsep diri dasar, konsep diri sementara, konsep diri sosial, dan konsep diri ideal.
Berikut ini akan diuraikan keempat konsep diri tersebut :
1.      Konsep Diri Dasar.
Konsep Diri Dasar meliputi presepsi mengenai penampilan. Kemampuan dan peran status dalam kehidupan, nilai-nilai kepercayaan serta aspirasinya. Konsep diri dasar cenderung memiliki kenyataan yang sebenarnya. Individu melihat dirinya seperti keadaan sebenarnya, tetapi bukan seperti yang diinginkannya.
2.      Konsep Diri Sementara
Adalah Konsep Diri yang sifatnya hanya sementara saja dijadikan patokkan. Apabila tempat dan situasi berbeda, konsep-konsep ini menghilang, konsep diri ini terbentuk dari interaksi dengan lingkungan dan biasanya dipengaruhi oleh suasana hati, emosi dan pengalaman baru yang dilaluinya.
3.      Konsep Diri Sosial
Konsep Diri Sosial timbul berdasarkan cara seseorang tanpa presepsi orang lain tentang dirinya, tergantung dari perkataan dan perbuatan orang lain pada dirinya seseorang anak yang dikatakan nakal. Konsep diri sosial diperoleh melalui interaksi sosial dengan orang lain.
4.      Konsep Diri Ideal.
Konsep diri ideal terbentuk dari persepsi seseorang dan keyakinan oleh apa yang kelak terjadi pada dirinya di masa yang akan datang. Konsep ini berhubungan dengan pendapat individu mengenai keadaan fisik dan psikologisnya.
Menurut Hurllock (1974) konsep diri ideal ini dapat menjadi kenyataan apabila berada dalam kehidupan nyata.
Dalam pendapat ahli lain nya, Strong (1970) memperkenalkan 4 konsep diri
yaitu :
1)      Konsep diri menyangkut pemahaman seseorang (remaja) tenntang pemahamna terhdap diri.
2)      Konsep diri itu tidak tetap, tetapi terjadi perubahan yang berfluktuasi dari waktu kewaktu dan dari pengalaman ke pengalaman.
3)      Konsep diri sosial adalah pendapat seseorang atau remaja tentang bagaimana orang lain memandang dirinya tentang kemampuan sosialnya.
4)      Ada Konsep Diri Ideal dan Konsep Diri Realita. Konsep Diri Ideal yaitu konsep diri yang seperti diharapkan, sedangkan Konsep Diri Realita yaitu Konsep Diri yang benar-benar sesuai dengan kemampuan dan segala sesuatu yang kenyataanya memang dimiliki oleh seseorang.

Dan kemudian Mc. Candless (1972) berpendapat bahwa ada tiga komponen Konsep Diri yaitu: Komponen Struktur, Komponen Fungsi dan Komponen Kualitas.
1.      Komponen Struktur dinyatakan sebagai Konsep Diri yang kaku, atau fleksibel, sederhana atau kompleks, luas atau sempit, akurat atau tidak akurat.
2.      Komponen Fungsi dimaksudkan bahwa Konsep Diri mempunyai sejumlah fungsi, yaitu :
·        Fungsi Pengarah atau Kontrol.
·        Fungsi Aktualisasi Diri, dan
·        Fungsi Motivasi.
3.      Komponen kualitas dimaksudkan dengan kualitas dari seorang remaja tersebut dalam menerima keadaan yang baru dalam perubahan yang terjadi dalam hidup nya dalam reangka menjalani tugas perkembangan nya.


C.     Fungsi Konsep Diri.
Felker D. (1974) mengemukakan tiga fungsi utama konsep diri, yaitu sebagai berikut :
  1. Konsep diri sebagai pemeliharaan konsistensi internal (self concept as maintainer of innerconsistency).
Ø  Bila individu mempunyai ide, perasaan, persepsi, yang tidak sesuai dengan pendapat masyarakat, maka muncullah suatu situasi yang secara psikologis tidak menyenangkan. Falker (1974) mengutip pendapat Leky yang mengemukakan bahwa individu memilih suatu system untuk mempertahankan kesesuaian untuk individu dengan lingkungannya.
  1. Konsep diri sebagai interprestasi dari pengalaman (selft concept as an interpretation of experience)
Ø  Konsep ini dapat digunakan sebagai penentu tingkah laku. Ini dapat dilihat dari bagaimana pengalaman-pengalaman yang di alami dan di interpretasikan individu, dan biasanya member arti tertentu bagi setiap pengalamannya. Pemberian itu tergantung dari persepsi yang dimiliki individu tentang dirinya. Persepsi tersebut dapat negatif atau positif.
  1. Konsep diri sebagai suatu kumpulan harapan-harapan (selft concept as set of expectation).
Ø  Konsep diri menentukan apa yang di harapkan individu untuk terjadi pada dirinya. Individu memandang diri dengan harga yang ia tentukan sendiri.







D.    Konsep Diri Remaja yang Sehat.
Menurut Lautel dan Klatell tahun 1991, Konsep diri mempengaruhi kesehatan mental dan bahkan perkembangan kepribadian remaja. Untuk membina konsep diri yang sehat (positif), remaja perlu menilai diri sendiri.

Candles pada tahun 1972 mengemukakan bahwa ramaja yang memiliki penilaian diri sendiri, menapakkan hidup bahagia karena dapat menerima keberadaan dirinya sendiri sebagaimana adanya. Mereka dapat menyadari bahwa mereka bukanlah individu yang sempurna, dan dapat menerima kegagalan dan memahami kegagalan tersebut sebagai jalan untuk sukses, bukan sebagi kebodohan.

Mc Candles mengemukakan konsep  diri remaja sebagai berikut :
1.       Tepat dan sama.
Konsep Diri remaja tepat dan sama dengan kenyataan pada diri remaja tersebut, contohnya adalah remaja merasa dirinya mampu berprestasi di sekolah, kenyataannya memang dia berpretasi di sekolah, atau seorang remaja laki-laki mampu memerankan diri dengan baik dalam penampilan dan tugas serta tanggung jawabnya sebagai seorang lelaki.
2.      Fleksibel.
Konsep Diri remaja yang sehat ditandai oleh fleksibel atau keluwesan remaja dalam menjalankan peran dalam masyarakat. Contohnya sebagai siswa di sekolah tugasnya adalah belajar, sedangkan dirumah tugasnya sebagai seorang kakak mengasuh adik dan membantu keluarga. Remaja ini mudah berubah pendapat, sulit dipercaya dan tidak tegas dalam menentukan jalan hidupnya.
3.      Kontrol diri.
Konsep diri remaja yang sehat mampu mengatur hidupnya sendiri sesuai standar tingkah laku dirinya sendiri, bukan di atur oleh orang lain. Remaja ini mudah menyesuaikan diri dengan standar tingkah laku yang dituntut lingkungan, mudah memotivasi diri untuk mencapai tujuan hidup.
E.     Konsep Diri Dan Karir.
Remaja dengan konsep diri sehat memiliki aspirasi yang tinggi tentang jabatan yang ingin dicapai, mereka ingin memiliki karir dengan tuntuta kemampuan yang tinggi seperti dosen yang berkualitas, manajer, atau pemimpin. Remaja dengan konsep diri yang tinggi memilih jabatan yang status sosial nya tinggi, penghasilan tinggi, lebih tertarik menjadi pinpinan daripada menjadi bawahan.

F.      Konsep Diri dan Prestasi Sekolah.
Morison dan Thomson (1973) dan Lecky (dalam Nylor, 1972) Pendapat mereka mengenai hubungan konsep diri dengan prestasi di sekolah :
  1. Siswa yang memiliki konsep diri positif menampilkan prestasi yang baik di sekolah, menunjukkan hubungan pribadi (baik dengan guruteman) yang positif. Mereka menentukan targer prestasi belajar yang realistis dan mengarahkan kecemasan akademis dengan belajar keras dan tekun.
  2. Penting diciptakan situasi sekolah yang mengembangkan konsep diri positif siswa, yaitu memungkinkan mereka mendapatkan pengharagaan, sokongan dan pengakuan dari guru dan teman mereka. Sangat penting bagi guru mengusahakan agar semua siswa sukses dan menghindari kegagalan dalam mencapai prestasi di sekolah dalam rangka mengembangkan konsep diri positif siswa.

Kemudian, Kougehnet (1979) para siswa kelas terbuka (open classroom) cenderung memiliki konsep diri lebih tinggi dari pada siswa dari sekolah tradisional. Open classroom tdk belajar di kelas yang sangat diatur oleh guru, tapi berlajar berkelompok, observasi, wawancara, diskusi, percobaan dan berbagai proyek belajar bersama lainnya. Dan menurut Durr dan Schemat (1964), Caplin (1969) dan Quinby (1967) bahwa Siswa yang berprestasi di bawah potensi intelektual yang sebenarnya (underachiever) dan siswa yang berprestasi diatas potensi intelektualnya berbeda konsep diri mereka. Overachiever memiliki konsep diri yang lebih tinggi daripada underachiever.
Maka tingkah laku guru yang dapat mengembangkan konsep diri positif siswa adalah sebagai berikut :
1.      Guru yang suka memberikan penguatan Ireinforcement) dan menciptakan situasi belajar yang memberi kesempatan siswa memperoleh penguatan.
2.      Guru yang suka memberikan sokongan/dukungan dan menciptakan situasi yang menyebabkan keputusan atau kegiatan siswa tersokong atau disetujui.
3.      Guru yang selalu berpikir positif tentang siswa.
4.      Guru yang menciptakan situasi yang memungkinkan siswa merasa sukses melalui pengalaman belajar yang sukses yaitu belajar dengan siswa aktif.
5.      Guru yang menghargai usaha siswa melebihi hasil, bukan memberikan penghargaan dari apa yang bukan hasil usaha siswa. Para guru yang berusaha mengembangkan bakat dan ketrampilan pada siswa. Sehingga mereka merasa berguna dan berarti.

G.    Konsep Diri dan Penyesuaian Sosial.
Konsep Diri besar pengaruhnya terhadap penyesuaian sosial siswa yaitu sebagai berikut :
1.      Siswa yang memiliki konsep diri tinggi menampakkan hubungan sosial siswa yang lebih baik daripada siswa yang memiliki konsep diri rendah.
2.      Individu siswa yang memiliki konsep diri rendah lebih mudah terserang kritikan atau penolakan dari pada siswa yang memiliki konsep diri tinggi.
3.      Individu siswa dengan konsep diri tinggi mudah dan sukses dalam melibatkan diri dalam berbagai aktifitas sosial, misalnya dalam membina hubungan sosial hetero seksual dab dalam perkawinan, siswa seperti ini tidak mampu bersaing dalam bidang akademik maupun dalam karier nya nanti.
4.      Individu siswa dengan konsep diri tinggi merupakan siswa populer dan dalam kegiatan kelompok mereka sangat berhasil, karena berani berpendapat, ide ide yang cepat muncul dan tidak takut dikritik  oleh orang lain.
H.    Konsep Diri dan Kenakalan Remaja.
Remaja nakal yang cenderung menghayati diri mereka sebagaimana orang lain memandang mereka.jika mereka selalu disebut anak yang malas, tidak sopan dan banyak lagi hal-hal buruk yang ditimpakan kepada mereka, maka akibatnya mereka berpendapat bahwa diri mereka tidak diinginkan oleh orang lain. Oleh karena itu mereka mencari pertahanan diri dengan bertingkah laku sombong, bermusuhan, merusak, dan tidak mampu mengontrol diri melakukan kejahatan, karena kecewa.

Sikap orang tua yang otoriter dan menghukum dalam memelihara anak berpengaruh besar terhadap konsep diri dan kepribadian criminal. Oleh karena itu cara yang tepat adalah member kesempatan bagi remaja memperoleh penerimaan, sokongan dan berprestasi disekolah, keluarga maupun dimayarakat dan mendapat penghargaan dalam berbagai kesempatan.

I.       Upaya Orang Tua dan Guru dalam membentuk Konsep Diri.
Lingkungan keluarga dan sekolah berperan besar dalam membentuk Konsep Diri siswa, karena kedua lingkungan sosial ini mempunyai interaksi yang khas dan berpengaruh yang mendalam terhadap pemahaman siswa tentang diri nya.

1.      Lingkungan keluarga
Situasi sosial emosional dalam keluarga yang hangat dapat dilihat dari orang tua yang suka menonjolkan aspek aspek positif dari remaja dan meredam kelemahan kelemahan mereka, memberikan kesempatan untuk menyatakan diri baik, dalam bentuk ide maupun hasil karya atau keterampilan dan memberikan penghargaan. Lingkungan keluarga seperti ini menjauhi sikap suka mencela, menghina apalagi menghukum remaja mereka.




2.      Lingkungan sekolah
Situasi sekolah yang dimaksudkan  ditunjukkan oleh ada guru yang menyikapi siswa dengan:
a.       Memberi  penguatan (reinforcement) dan menciptakan situasi belajar  yang member kesempatan bagi siswa memperoleh penguatan.
b.      Memberikan sokongan dan menciptakan situasi yang menyebabkan keputusan atau kegiatan siswa tersokong atau tersetujui
c.       Selalu berfikir positif tentang penampilan, prestasi belajar dan permasalahan mahasiswa.
d.      Menciptakan situasi yang memungkinkan siswa merasa sukses melalui pengalaman belajar yang sukses yaitu belajar dengan siswa aktif.
e.       Menghargai usaha siswa melebihi hasil, bukan memberikan penghargaan dari apa yang bukan hasil usaha mereka.
f.        Berusaha mngembangkan bakat dan keterampilan siswa, sehingga mereka merasa berguna dan berarti.
g.       Suka menyokong dan memberikan penghargaan bukan mencela dan menyalahkan.
h.       Tidak suka bahkan tidak ingin memberikan penilaian sebelum siswanya memahami dan menguasai berbagai konsep yang diajarkan.
i.         Hubungan social guru dan siswa yang hangat, bukan mengkritik, mencela atau menghukum.
j.        Lingkungan sekolah membuat program-program penampilan fisik yang lebih menarik untuk remaja pria dan wanita.
k.      Lingkungan sekolah yang menimbulkan perasaan sukses dalam diri setiap siswa dengan berbagai cara.
l.         Berfikir positif dalam menilai penampilan fisik dan psikis siswa.
m.     Lingkungan sekolah dapat melakukan terapi psikologis, yaitu membicarakan secra rasional perasaan mereka tentang diri mereka dan menghancurkan irrational-believe mereka tentang diri mereka sendiri.


Daftar Pustaka

Mudjiran dkk. 2007. Perkembangan peserta didik “Bahan pembelajaran untuk
       tenaga kependidikan sekolah menengah”. Padang. UNP press